Oleh : karangasemkab | 25 November 2013 | Dibaca : 846 Pengunjung
Mobil informasi keliling berwarna putih jenis mini bus yang dikenal dengan nama Mobil Koling di Karangasem sering kelihatan lalu-lalang di jalan di Karangasem diiringi suara musik melalui pengeras suara dan pesan-pesan yang disampaikan oleh seseorang.
Siapa sosok yang berbicara menyampaikan pesan dibalik mobil koling itu?. Dia adalah sosok wanita bernama Ni Nyoman Budiartini, S.Sos, MAP, namun ia oleh teman-temannya kerap dipanggil dengan nama Geseng. Ditemui di tempat tugasnya, Kepala Seksi Pengolahan Informasi Publik pada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Karangasem itu, sehari-hari tugasnya keliling bicara di jalan dengan mobil kolingnya dari satu tempat ke tempat lainnya menyebarluaskan informasi kegiatan pembangunan publik yang hendak diketahui masyarakat.
Melalui mobil koling yang dikelola Diskominfo Kabupaten Karangasem itu, berbagai pesan pembangunan dapat disampaikan ke seluruh wilayah Karangasem termasuk ke pelosok-pelosok desa terpencil. Diantaranya informasi yang disampaikan tentang kesehatan, bahaya sampah plastik, kegiatan upacara agama dan informasi pembangunan lainnya. Ketika wabah penyakit demam berdarah dan jenis penyakit lainnya melanda sebagian masyarakat Indonesia, mobil koling cepat turun tampil menyampaikan pesan bagaimana sikap masyarakat dalam mencegah dan menaggulangi penyakit tersebut. Juga akhir-akhir ini memasuki musim penghujan dengan mobil kolingnya, Budiartini sibuk terus turun ke jalan mensosialisasikan simulasi penanggulangan bencana alam kepada masyarakat di beberapa wilayah pesisir pantai di Karangasem.
Apa yang diperankan olehnya bagian implementasi dari pendidikan yang disandangnya S1 jurusan komunikasi. Materi informasi yang disampaikan umumnya permintaan dari berbagai instansi pemerintah/swasta.Menurut Budiartini, dirinya telah melakoni tugas bercuap-cuap di mobil sejak 2011 lalu sejak mulai pertama bertugas di instansi tersebut.
Vocal suara keras nan menggelagar adalah cirinya. Ibu muda dari dua anak suami dari I Ketut Wira Sukarwa, karyawan PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali APP Bali, Budiartini mengaku, sangat senang dan puas apabila materi informasi yang disampaikan diterima dan ditindaklanjuti oleh masyarakat yang mendengar. “Banyak pendengar menyampaikan ucapan terima kasih kepada dirinya atas informasi yang disampaikan, karena melalui mobil koling mereka tahu berbagai informasi,” kata Budiartini. Dia harus mempersiapkan minimal sehari sebelumnya membaca dan memahami materi informasi yang akan disampaikan ke publik, agar tidak kaku dan terkesan membaca naskah.
Selain bertugas koling, ia kerap ditugaskan pimpinannya ikut menjadi presenter dialog interaktif dengan beberapa narasumber di beberapa stasiun radio di Amlapura. Ibu kelahiran 1976 lalu, karier PNS-nya diawali sebagai staf Bagian Humas Protokol Setda Karangasem tahun 2006, dan kini telah menyandang gelar S2 Magister Administrasi Publik.
Dibalik suara Budiartini menyampaikan pesan-pesan positif sudah sejak dua tahun lalu kepada masyarakat melalui mobil koling, bukan tanpa pengalaman pahit pernah dimaki dan dilempari oleh oknum. Ceritera Budiartini, kejadian tidak mengenakan ketika beberapa bulan lalu koling menyampaikan informasi kepada para pedagang Pasar Amlapura yang sedang direnovasi agar mau pindah ke Pasar Karang Sokong, Subagan, karena para pedagang meluber ke terminal mengganggu tempat parkir kendaraan. Saat itu dia ada dalam mobil koling dilempari sayur-sayuran oleh pedagang yang kesal diminta pindah. Melihat peristiwa itu, buru-buru dia bersama sang sopir menutup kaca pintu mobil menghindari amukan pedagang.
Ceritera pahit lain lagi, saat menyampaikan informasi tertib lalu-lintas, dia dimaki-maki oleh para pengendara yang sedang memarkir kendaraan sepeda motornya di trotoar. Selain lemparan dan makian yang pernah dialami Budiartini, pernah suatu saat koling di wilayah pedesaan yang rumah masyarakatnya jauh dari jalan dan terpencar-pencar, ketika itu dia kehabisan air minum, pedagang nyaris tidak ada, kerongkongan kering, sedangkan dia harus ngomong sedikit keras agar pesan-pesan yang disampaikan didengar oleh warga masyarakat dari kejauhan. “Pengalaman itu mesti pahit namun manis untuk dikenang, dan saya ejoy saja melakukan tugas hingga sekarang meski ada tantangan”, tutur Budiartini sebari tertawa mengenang kisahnya. “Saya belum apa-apa, masih banyak harus dipelajari, instansi/masyarakat menginginkan informasi disebarkan ke masyarakat dan masyarakat butuh informasi saya layani,” katanya Budiartini.
Kilas balik perjalanan hidupnya, Budiartini lahir di Desa Tumbu Kelod, Kecamatan Karangasem dan kini tinggal di wilayah Perumnas Amlapura. Tamat SMAN 1 Amlapura tahun 1994, kemudian melanjutkan kuliah S1 di Fakultas Komunikasi jurusan komunikasi Universitas Dwijendra Denpasar tamat tahun 1999, sedangkan S2 tamat tahun 2010 di Universias Ngurah Rai Denpasar. Sejak masa sekolah dan kuliah dirinya sudah aktif organisasi, akrif di senat mahasiswa, menjadi anggota PMR, Pramuka, pembaca puisi dan pemain basket. Di organisasi kewanitaan tempat suaminya kini bekerja, Budiartini pernah dipercayakan sebagai Ketua Bidang Pendidikan PIP (Persatuan Ibu-ibu PLN).
Putu Wijaya Sang Loper Koran Asal Karangasem Sukses Di Rantau
1729Unik, Nyepi di Bali Bersamaan dengan Gerhana Matahari
4062MAKNA NGELINGGIHANG DEWA HYANG
4065Ritual Unik di Desa Adat Asak Karangasem - Nyepeg Sampi Beramai-ramai untuk Menetralisir Alam
1723MENYONGSONG HADIRNYA SEORANG “NEGARAWAN”
Total Hits : 2325606
Pengunjung Online: 2